Sejarah Desa Mojokendil dan Kisah Mbah Imam Kayubi Babat Alas yang Banyak Ditumbuhi Pohon Mojo
Nganjuknews.com –
Mojokendil merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Ngronggot, Kabupaten
Nganjuk, Jawa Timur.
Berkaitan dengan Sejarah Desa Mojokendil belum banyak
yang mengkaji, dan hingga kini belum diketahui sejak kapan wilayah ini berdiri
desa yang mapan.
Berdasarkan cerita turun-temurun yang diyakini warga
setempat, wilayah desa ini dulunya merupakan kawasan hutan lebat.
Hutan lebat tersebut banyak ditumbuhi pohon mojo atau
pohon maja.
Pohon maja rata-rata tingginya bisa mencapai 15 meter,
cabangnya berduri, berdaun majemuk, bunganya harum, dan kulit akarnya kerap dijadikan
obat penyakit mulut dan kuku pada lembu.
Selain itu, buah pohon maja banyak mengandung banyak
getah yang dapat digunakan sebagai lem kertas.
Singkat cerita, wilayah hutan lebat yang banyak ditumbuhi
pohon maja ini dibabat oleh Imam Kayubi, sosok yang diyakini sebagai sesepuh atau
nenek moyang Desa Mojokendil.
“Nenek moyang yang babat alas atau hutan pertama
bernama Imam Kayubi, desa ini dinamakan ‘Desa Mojokendil,” tulis laman ngronggot.nganjukkab.go.id.
Penamaan Desa Mojokendil mengacu pada adanya pohon maja
yang tertanam di desa ini. Pohon maja ini buahnya seperti kendil, dan usianya telah
mencapai ratusan tahun.
Adapun berdasarkan catatan yang ada, kepala desa
pertama yang memimpin Desa Mojokendil bernama Seco Pawiro, yang menjabat kepala
desa hingga tahun 1918.
Dulunya
Bagian dari Desa Desa Cengkok
Terdapat sebuah literatur yang menerangkan bahwa Desa
Mojokendil dulunya merupakan bagian dari Desa Cengkok, yang kemudian memisahkan
diri atau memekarkan diri.
Dijelaskan bahwa dulunya wilayah Desa Cengkok sangat
luas. Karena suatu hal, wilayah Desa Cengkok lantas ‘dibelah’ menjadi dua desa
yakni Desa Cengkok dan Desa Mojokendil.
Di mana Desa Cengkok yang ‘baru’ terdiri dari lima
dusun, yakni Dusun Panjen, Pagak, Cengkok, Sembung, dan Dusun Kedunglo.
Sementara Desa Mojokendil hasil pemekaran dari Desa
Cengkok juga terdiri dari lima dusun, yakni Dusun Mojokendil Lor, Mojokendil
Kidul, Sumbersari, Wonorejo, dan Dusun Bendo.
Berkaitan dengan sejarah Desa Cengkok yang kemudian ‘dibelah’ menjadi dua desa yakni Desa Cengkok dan Desa Mojokendil informasi selengkapnya bisa dibaca di sini.