Meriah! Ribuan Warga Tumpah Ruah Saksikan Peringatan Boyong Pemerintahan yang Digelar Pemkab Nganjuk
Nganjuknews.com –
Ribuan warga Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, tumpah ruah di sepanjang jalan
utama Berbek menuju Nganjuk untuk menyaksikan Prosesi Kirab Boyongan Pusat
Pemerintahan Nganjuk, Selasa 6 Juni 2023.
Kirab boyongan ini menjadi yang pertama kalinya
digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, untuk menandai tonggak
berdirinya Pemerintahan Kabupaten Nganjuk.
“Disebut sebagai tonggak berdirinya pemerintahan,
lantaran boyongan yang terjadi pada tahun 1880 itu diyakini sebagai tahun
pindahnya tempat pusat pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk,” ujar Bupati
Nganjuk, Marhaen Djumadi.
Peringatan boyong pada 6 Juni, kata Kang Marhaen sapaan
karib Marhaen Djumadi, memiliki landasan yang kuat. Apalagi sebelum ini telah terbit
Surat Keputusan Bupati Nganjuk Nomor 188/200/K/411.013/2022.
“Tentunya banyak filosofi yang diangkat selama kurang
lebih 143 tahun ini. Makanya pemerintah daerah tidak menciptakan sendiri,
tetapi ini hasil dari menggali sejarah tersebut yang kemudian ditetapkan dalam
bentuk SK Bupati,” tuturnya.
“Alhamdulillah kalau tanggal 10 April itu Hari Jadi
Nganjuk, dan tanggal 6 Juni sebagai Hari Boyong Kabupaten dari Berbek ke
Nganjuk,” lanjut politiku Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
Selanjutnya untuk memeriahkan peringatan boyong, Pemkab
Nganjuk turut mengadakan sedekah bumi, melalui gunungan hasil bumi yang diarak
dari Taman Nyawiji hingga Kantor Pemkab Nganjuk.
“Sedekah bumi ini memiliki banyak makna. Makna yang
perlu diresapi adalah di mana kita selalu diberi limpahan rezeki hasil dari
bumi. Maka untuk mensyukuri itu, diganti melalui sedekah bumi yang nantinya akan
dinimkati oleh masyarakat,” paparnya.
Adapun peringatan boyong dan sedekah bumi ini, lanjut Kang
Marhaen, mengambil semangat gotong royong.
“Atas nama pemerintah daerah, boyong Kabupaten Nganjuk
dan sedekah bumi secara resmi kita berangkatkan bersama-sama. Semoga perjalanan
Nganjuk seperti yang kita idam-idamkan menjadi tanah yang gemah ripah loh jinawi, dan dijauhkan dari mara bahaya,” kata dia.
Dalam prosesnya, peringatan boyong ini diawali dengan
pawai kendaraan kuno oleh Kang Marhaen dan segenap pejabat di lingkungan Pemkab
Nganjuk. Mereka kompak mengenakan pakian adat.
Kemudian, peringatan boyong dilanjutkan dengan
arak-arakan sedekah bumi, dengan berjalan kaki dari Taman Nyawiji menuju
Pendopo KRT Sosrokoesoemo.
Setibanya di Pendopo KRT Sosrokoesoemo, acara
dilanjutkan dengan prosesi treatikal. Dalam prosesi ini para tamu undangan
disuguhkan sejarah singkat boyong pemerintahan yang diperagakan di depan
gerbang.
Setelah prosesi peringatan boyong selesai, acara makin tambah meriah dengan aksi saling berebut gunungan di sekitar kawasan Alun-alun Nganjuk.