Berhenti Menjadi Baik Bukan Berarti Buruk
Nganjuknews.com –
Resensi Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat, “pendekatan yang waras demi
menjalani hidup yang baik”.
Judul Buku: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat
Pengarang : Mark Manson
Ahli Bahasa : F. Wicaksono
Penerbit :
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan Pertama :
Februari, 2022
Tebal Buku :
246 halaman
Harga Buku :
Rp67.000,-
Peresensi :
Muhammad Rayhan Zaky P.
Buku ini berjudul ‘Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat’
yang ditulis oleh Mark Manson.
Buku berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
(The Subtle Art of Not Giving a F*ck) ini adalah salah satu buku yang termasuk
dalam jajaran buku self improvement yang populer. Bahkan menjadi salah satu
global best seller yang ditulis oleh Mark Manson.
Buku ini mengajarkan kepada kita untuk menjadi
seseorang itu tidak perlu menjadi pribadi yang diakui di depan umum, karena
sesuatu hal akan nyata dari pekerjaan yang telah dikerjakan yang bukan berarti
mengenai pekerjaan itu apa.
Kita pegang bahwa bukan hanya rumah juga yang memiliki
kunci, namun kehidupan juga memilikinya.
Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang
memedulikan lebih banyak hal, tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja,
hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak serta penting, dan
menyikapinya tanpa rasa cemas.
Terkadang hasrat untuk mengejar semakin banyak
pengalaman positif, tapi sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negatif.
Sementara penerimaaan seseorang terhadap pengalaman
negatif justru merupakan sebuah pengalaman positif.
Di mana seseorang terhadap pengalaman negatif justru
merupakan sebuah pengalaman positif, artinya semua hal yang bernilai positif
dalam kehidupan dimenangkan lewat pengalaman yang berasosiasi negatif.
Dengan melewati hal buruk seseorang akan lebih
selektif dalam menjalani proses ke depannya. Salah satu sikap yang dianjurkan
kepada kita dalam segala situasi ialah bersikap bodo amat.
Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, tapi
bagaiman anda nyaman menjadi pribadi yang berbeda.
Nah, untuk bisa mengatakan bodo amat pada kesulitan,
pertama yaitu anda haru peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari
kesulitan.
Di dalam buku ini menceriterakan mengenai kebahagiaan
yang bertahap. Rasa sakit dalam segala bentuk merupakan alat yang paling
efektif dari tubuh kita untuk mendorong suatu aksi.
Dikatakan bahwa kebahagiaan berasal dari memecahkan
masalah yang merupakan sebuah konstanta kehidupan, yang pada prinsipnya dalam
masalah jangan lakukan penyangkalan dan berjiwa mentalitas korban.
Kita juga harus berfikir bahwa meyakinkan diri sebagai
makhluk spesial, merupakan sebuah strategi yang gagal.
Karena kenapa? Pada kenyataannya semakin dalam rasa
sakit, semakin kita merasa tak berdaya menghadapi permasalahan kita , dan semakin
banyak keistimewaan yang kita perlukan sebagai kompensasi atas permasalahan
tersebut.
Tak jarang juga segelintir orang yang berhasil menjadi
unggul disuatu bidang, meraih posisi tersebut bukan karena mereka meyakini diri
mereka istimewa, sebaliknya mereka menjadi luar biasa karena mereka terobsesi
dengan perbaikan.
Perbaikan inilah yang dimaksud mampu menjadi pribadi
yang setiap waktu merenungkan segala sisi yang telah dilakukan pada ruang dan
waktu.
Di dalam buku ini juga menceritakan suatu kisah seseorang
yang dirundung penderitaan yang menurutnya sangat sulit untuk mengatasinya.
Dari dulu sampai sekarang manusia sering memilih untuk
membaktikan porsi besar hidup mereka demi alasan-alasan yang tampaknya tidak
berfaedah, atau merusak dengan hal yang bersifat nikmat.
Padahal pada dasarnya kenikmatan tuhan adalah palsu,
banyak di antara kita yang mau diakui dan diberikan nilai oleh subjek lain,
yang tanpa kita sadari bahwa nilai adalah tentang membuat prioritas.
Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat juga
menjelaskan bahwa kita tidak harus selalu bisa untuk mengambil kendali terhadap
apa yang terjadi, namun harus selalu bisa mengendalikannya untuk menafsirkan
segala hal yang telah terjadi, dan cara untuk meresponsnya dengan cukup
bertanggung jawab atas permasalahan yang jauh lebih penting, karena dari sanalah
pembelajaran yang sesungguhnya berasal.
Di dalam buku ini juga ditegaskan bahwa banyak orang
mampu bertanya pada diri sendiri apakah mereka keliru, namun hanya sedikit yang
mampu melangkah lebih jauh dan mengetahui dengan benar apa artinya jika mereka
keliru.
Melontarakan sebuah pertanyaan berarti meminta kepastian
yang adalah musuh dari pertumbahan.
Buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
di dalam buku ini menceritakan beberapa kisah nyata yang dapat dijadikan
sebagai pelajaran dalam hidup, buku ini ditulis dengan bahasa sederhana yang
mudah dimengerti, pemilihan font dan warna juga menarik.
Jika kita mendatangi toko buku, maka warna cover buku
yang orange-terang juga dijamin akan sangat menarik perhatian, dan judul buku
ini seolah memberi kesan tentang cara-cara bersikap cuek dengan penggunaan
istilah bodo amat, ternyata konotasinya tidak secuek di dalam cerita yang
ditulis oleh pengarang.
Sikap cuek di sini menggambarkan seorang pejuang yang
meraih impian tanpa menghiraukan segala rintangan yang datang dalam hidupnya
Kelemahan dari buku ini yaitu buku asli ini ditulis
dalam bahasa Inggris American, di Indonesia sendiri diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia.
Karena terjemahan ini, pada beberapa hal, bahasanya
jadi terkesan kaku, sehingga dengan kesalahan tersebut menjadikan pembaca
beberapa kali mengulang agar kalimat tersebut bermakna jelas.
Kesimpulan dari buku yang berjudul Sebuah Seni Untuk
Bersikap Bodo Amat dari Mark Manson ini mengajarkan kita bagaimana cara kita untuk
berlapang dada dan ikhlas membiarkan sesuatu pergi dari diri kita, bagaimana cara
kita untuk bisa memilih dan menyortir hal-hal yang penting saja sehingga tidak
memikirkan dan melakukan hal-hal yang sia-sia dalam hidup, bagaimana cara
kita untuk peduli lebih sedikit dalam
artian lebih peduli kepada hal-hal yang ada dampak serta berpengaruh terhadap
diri dan lingkungan kita sendiri serta buku ini akan mengajari kita untuk ‘jangan berusaha’ yang
mengakibatkan diri menjadi “buruk”.
*Peresensi merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang prodi Teknik Industri