Penderita HIV-AIDS di Nganjuk Mencapai 1.838 Orang, Beginilah Langkah Dinkes dan KPAD
source: radarkediri |
Nganjuknews.com - Kabar tak sedap, ada sekitar 1,838
penderita HIV-AIDS yang berhasil di identifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Nganjuk, Jawa Timur.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Nganjuk dan Komisi
Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Nganjuk akan menggencarkan pencegahan penyebaran penyakit HIV-AIDS.
Salah satu yang dilakukan oleh Dinkes dan KPAD untuk
menghambat penyebaran HIV-AIDS adalh dengan mengaplikasikan mobile VCT
(Voluntary Counseling and Testing).
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang P2PL
Dinkes Kabupaten Nganjuk, Ikhrom Wijayadi yang dikutip dari tribunnews pada 24
September 2022
Ikhrom Wijayadi mengatakan jika kegiatan mobile VCT tersebut
dilakukan di Desa Banaran, Kecamatan Kertosono, Nganjuk.
Dimana Mobile VCT dijadikan sebagai tempat konsultasi
sekaligus mencari dan menemukan para penderita HIV AIDS atau kelompok berisiko
secara keliling.
Dalam kegiatan tersebut berupaya mencari atau menemukan
penderita HIV/AIDS yang dilakukan secara keliling dan menyasar kelompok berisiko.
Utamanya mobile VCT untuk menyasar masyarakat yang tergabung
dalam komunitas LSL di Kertosono.
Ikhrom Wijayadi mengatakan jika hasil dari pemeriksaan
keliling tersebut diperoleh 23 orang yang mengikuti VCT.
Hasilnya seluruhnya berstatus nonreaktif (NR), "Hal ini
cukukp baik, di mana setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil bahwa 23
orang komunitas LSL Kertosono tidak terkena HIV/AIDS alias nonreaktif
(NR)," kata Ikhrom Wijayadi.
Pencegahan Penyebaran HIV-AIDS
Secara terpisah, kegiatan Mobile VCT ini juga mendukung
program dari Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi yang meminta pencegahan
penyebaran penyakit HIV/AIDS untuk digiatkan.
Pasalnya di kabupaten Nganjuak saat ini tercatat penderita
HIV/AIDS mencapai kisaran 1.838 orang dari data yang diambil pada bulan Mei
2022.
Marhaen Djumadi juga mengajak para masyarakat untuk waspada
dan melaporkan jika ada orang dekatnya menyidap HIV-AIDS.
Karena penyakit ini belum ada obatnya dan berbahaya hingga
menimbulkan kematian.
Selain waspada masyarakat juga diharapkan turut melakukan
pencegahan sesuai dengan petunjuk kesehatan.
Dibandingkan Covid-19, HIV-AIDS ini patut diwaspadai
dikarenakan tak ada obatnya dan sulit untuk sembuh.
Sementara Covid-19 bisa sembuh jika imun dalam tubuh
membaik.
HIV atau human immunodeficiency virus merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh (imun) dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Maka jika semakin banyak sel CD4 yang rusak akan menyebabkan
kekebalan tubuh berkurang sehingga menyebabkan mudah terjangkit penyakit.
Gejala HIV-AIDS
Mengutip dari laman aladokter, kebanyakan penderita HIV ini
mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi virus HIV.
Flu tersebut bisa disertai gejalan lain hingga bertaham selama
1–2 minggu.
Setelah sakit flu ini mereda, gejala lain mungkin tidak
terasa atau terlihat sampai bertahun tahun hingga kekebalan tubuh benar-benar
kalah, sehingga penderinta HIV naik ke stadium lanjut yaitu AIDS.
Penyebab dan Faktor HIV dan AIDS
Biasanya penyebab tertularnya HIV didapat dari hubungan s3ks,
pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah dari orang yang terjangkit HIV.
Perlu diwaspadai meski jarang terjadi HIV juga dapat menular
dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, hingga menyusui.
Faktor penularan HIV-AIDS
Berhubungan s3ksual dengan bergonta-ganti pasangan dan tanpa
memakai alat pengaman
Memakai jarum suntik secara bersama-sama
Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kontak manusia
yang sifatnya cair tanpa pengaman diri yang memadai.
Demikian beberapa faktor dan informasi tentang penyakit HIV-AIDS
terutama yang telah menjangkiti ribuan orang di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.^^