Dinas Pertanian Nganjuk Antisipasi Merebaknya Wabah PMK di Kota Bayu dengan Cara Ini
Nganjuknews.com - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di daerah Nganjuk membuat berbagai pihak melakukan antisipasi.
Salah satunya Pemkab Nganjuk melalui Dinas Pertanian. Mereka bergerak cepat melakukan pengetatan pengawasan dan monitoring di pasar sebagai antisipasi merebaknya PMK.
Pengetatan pengawasan di Pasar Hewar ini sebagai langkah nyata Pemkab Nganjuk untuk mengantisipasi kepanikan, dan merebaknya PMK yang sangat merugikan peternak.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Judi Ernanto mengatakan, langkah antisipasi yang dilakukan pihaknya yakni dengan dengan turun ke lapangan dan melakukan pengawasan lalu lintas (keluar-masuk) sapi di pasar hewan yang ada di Nganjuk.
“Hari ini kami melakukan monitoring di Pasar Kedondong. Alhamdulillah belum ditemukan (PMK) dan semoga tidak ada," tutur Judi Ernanto.
Judi Ernanto juga menjelaskan sejumlah langkah sudah disiapkan pihaknya untuk mengantisipasi agar wabah PMK tidak masuk ke Kabupaten Nganjuk.
"Pertama kami akan lebih meneliti sapi yang dari luar masuk ke Kabupaten Nganjuk. Kita menyiapkan dokter hewan untuk memeriksa sapi yang masuk," ujarnya.
Sementara untuk pengawasan sapi ternak di Kabupaten Nganjuk, Dinas Pertanian akan lebih meningkatkan pengawasan melalui tim penyuluh.
"Untuk pengawasannya, tim penyuluh akan melakukan pengecekan ke kandang dan meminta pemilik sapi untuk memerhatikan kebersihan kandang. Selain itu, kami juga akan memberikan sosialisasi serta pamflet untuk peringatan dini," terang Judi Ernanto.
Kemudian para pemilik sapi diminta untuk melapor bila ada sapi miliknya yang mengalami infeksi dimulut dan kuku.
"Jika ada menemukan sapi yang memiliki gejala seperti itu, kami minta untuk melaporkan ke penyuluh dan kemudian kami akan mendatangkan dokter sapi. Kemudian kami akan mengambil sampel dan pengecekan ke laboratorium," tandasnya.
Lebih lanjut, Judi Ernanto menjelaskan ciri-ciri penyakit PMK pada sapi. Yakni pertama pada bagian mulut keluar air liur terus-menerus. Kedua, terdapat luka seperti sariawan di mulut sapi, kemudian di telapak kaki ada bercak berwarna merah yang bisa menyebabkan kuku sapi lepas.
“Tapi perlu diketahui bersama, bahwa penyakit PMK bisa disembuhkan dan dagingnya tidak menular ke manusia (bisa dikonsumsi),“ tambahnya.
Untuk itu, Judi Ernanto berharap dengan berbagai langkah yang telah diterapkan di lapangan bisa mengantisipasi dan mewaspadai sejak dini wabah PMK untuk para peternak sapi, sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Nganjuk.
Dalam langkah antisipasi penyebaran PMK ini Pemkab bekerjasama dengan aparat pertanian, Asisten Ekbang, Disperindag, dan Kepolisian.