Berkenalan dengan Nahkoda Pemuda Muhammadiyah Nganjuk
Nganjuk, nganjuknews.com - Namanya Danang Siswanto, masih muda, energik, baru berumur 29 tahun.
Ialah yang mengemban amanah menjadi ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Nganjuk. Daerah yang notabene bukan basis Muhammadiyah.
Namun, berkat kepemimpinannya, roda organisasi berjalan cukup efektif. Berbagai kegiatan ia galakkan. Kegiatan itu dijalankannya secara kultural.
“Kita di akar rumput itukan sangat minim, sangat minim basis massanya,” kata Danang kepada nganjuknews.com, Minggu (6/9/2020).
“Jadi kita dakwahnya, dalam artian kita berorganisasi itu harus secara kultural,” lanjutnya.
Caranya, dalam sejumlah kegiatan yang diadakan organitasi tak serta merta membawa nama Pemuda Muhammadiyah.
Nah, dalam kegiatan tersebut pengurus PDPM mencoba secara perlahan mengenalkan Muhammadiyah lewat tindak dan prilaku angggotanya.
Cara ini dipilih bukan tanpa alasan. Sebab, masih ada warga yang ‘alergi’ mendengar nama Muhammadiyah, ekstrimnya masih ada yang mengecap Muhammadiyah radikal.
Stigma tersebut, kata Danang, keliru. Oleh karenanya, ia mencoba mengenalkan Muhammadiyah melalui tindak dan prilaku kader PDPM.
“Untuk menanggapi sitgma-stigma seperti itu harus kita buktikan secara tindakan, secara perbuatan, bahwasannya kita tidak seperti itu,” jelas Danang.
“Kita harus memberi suri teladan kepada masyarakat. Bahwa inilah sebenarnya Muhammadiyah,” sambungnya.
Di bawah kepemimpinan Danang, PDPM Nganjuk juga mengadakan sejumlah kegiatan macam bakti sosial (baksos).
Belum lama ini, di masa pandemi Covid-19, PDPM Nganjuk melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat ibadah.
Penyemprotan itu bukan hanya menyasar masjid Muhammadiyah, melainkan juga masjid jemaah Nahdlatul Ulama, bahkan juga gereja-gereja.
“Kita tidak memandang itu dari NU, dari gereja dan lain sebagainya, yang penting kita berbuat baik. Semoga dari situ masyarakat bisa tahu, ini lo Muhammadiyah,” tuturnya.
Danang merupakan putra asli Desa Girirejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk. Masa kecilnya dihabiskan di kampung halaman.
Pendidikan formalnya, sejak SD hingga perguruan tinggi ditempuh di Nganjuk. Danang merupakan alumnus STKIP PGRI Nganjuk jurusan Bahasa Inggris.
Bangku kuliah merupakan awal mula Danang ‘mengenal’ Muhammadiyah. Kala itu ia mengikuti pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Danang kecil memang tak mengenal Muhammadiyah. Orang tuanya bukanlah jemaah Muhammadiyah, dan ia tak pernah bersekolah di sekolah Muhammadiyah.
Akan tetapi, semasa kuliah Danang merasa cocok dengan organisasi ektra kampus IMM. Ia pun nekat mengikuti pengkaderan di sana.
“Saya mengikuti pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sekitar tahun 2010, dan di situ saya aktif di Cabang (IMM) Nganjuk,” paparnya.
Selepas mengikuti pengkaderan, Danang bersama koleganya mendirikan Komisariat IMM STKIP PGRI Nganjuk. Kini Komisariat itu sudah mati.
Nah, pascaaktif di IMM, Danang lantas ditarik menjadi pengurus di Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Bagor sekitar tahun 2012.
“Dan setelah dari PCPM, waktu itu ada reshuffle di PDPM (Nganjuk) karena beberapa anggota yang kurang aktif, akhirnya saya ditarik ke PDPM,” aku Danang.
“Di PDPM itu saya menjabat wakil sekretaris, itu tahun 2013-an atau 2014-an, sekitar itu,” lanjutnya.
Tak berselang lama, ternyata kembali terjadi perombakan organisasi setelah seorang pengurus PDPM merantau ke luar pulau. Semenjak itu, Danang kembali ‘dipromosikan’.
“Lalu saya naik jadi Wakil Ketua Bidang Hikmah, itu awal mula saya aktif di PDPM. Dari situ kemudian saya jadi bendahara, sampai sekarang jadi ketua,” ulasnya.
“Saya jadi ketua tahun 2020 awal, Februari,” jelasnya.
Selain menahkodai PDPM Nganjuk, Danang juga mengabdikan dirinya menjadi seorang guru.
Danang mengajar di SMK Muhammadiyah 1 Berbek dan SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk.
Kini Danang bersama keluarganya tinggal di Desa Sumengko,
Kecamatan Sukomoro, Nganjuk.